Jumat, 04 Juni 2010

Cerpen 01 "Tangisku" By:Eren

Tangis ku






Aku seorang laki-laki,yang bisa di bilang bukan anak ingusan lagi.Dan untuk seorang laki-laki,hal yang paling aku benci adalah menangis.Di dalam benakku aku selalu mengingat kata-kata ibuku dulu.Sewaktu usiaku lima tahun,ketika itu aku terjatuh dari sepeda dan pulang ke rumah dengan keadaan dekil,kumel dan dengan lutut dan lenganku yang berdarah.

Ya Allah ivan,kamu jatuh?”pekik ibuku dengan cemas.Mendengar suara ibuku menjerit aku terkejut wajahku tiba-tiba pucat bibirku gemetar,bukan karena menahan sakit di lutut dan lengan ku.Tapi karena takut ibuku akan memarahiku,aku paling takut kalau ibu sudah marah.

Aku masih berdiri mematung di depan pintu sambil memegani setang sepeda yang penyok karena jatuh menimpa aspal.

Cepat masuukkk gak usah nangis,anak laki-laki gak boleh nangis,jangan jadi banci!”bentak ibuku dengan wajah marah

Itulah kata-kata ibuku yang sampai sekarang masih ku ingat dan menjadi prinsip hidup ku sebagai laki-laki.Saat itu usiaku baru lima tahun,jatuh dari sepeda bukan sesuatu yang baru bagi ku,tapi aku tidak pernah menangis .Bahkan luka di lututku sampai harus di jahit beberapa jahitan pun aku sama sekali tidak menangis.Aku mampu menahan sakit dan sakit saat jarum menenmbus kulitku yang robek karena gesekan aspal.Tapi itu dulu 17 tahun yang lalu.Kali ini aku benar-benar ingin menangis .

Aku memang laki-laki tapi tak bolehkah aku menangis?

Mengeluarkan ratusan tetes air mata dari kelopak mataku,tak bolehkah atau tak wajarkah bagi seorang laki-laki untuk menangis,meraung-raung meratapi setiap kepedihan hidupku karena lima buah kata yaitu C-I-N-T-A...

Ya,,,cinta memang karena cinta seorang Ivan menangis,dan karena cinta itulah kamu ada di hatiku,mengisi setiap relung dan sudut hatiku dengan cintamu Al-Mira ayu.Gadis berparas cantik yang di puja oleh setiap adam dan dialah yang membuatku menjadi rapuh seperti ini.

Van,lo itu cowok?masak cowok nangis.Anak band lagi,udahlah mending lo lupain aja Mira.Sekarang dia udah punya orang.”tegas bagas

percuma Gas,gw gak bisa!”

lo,harus bisa Van,harusss!kenapa seeh elo gak bisa ngelupain dia?”tanya Bagas kemudian

apa cinta itu bisa di jelasin,setahu gw cinta itu Cuma bisa di rasakan di sini,”kataku sambil menunjuk dadaku.

ok,,tapi elo harus sadar Van Mira bukan yang terbaik buat lo,kalo emang dia cinta dan dia setia sama lo gak mungkin dia...bagas terdiam tak melanjutkan kata-katanya,mungkin dia tak tega untuk melanjutkannya lagi karena melihat keadaanku yang sudah seperti orang tak waras.

Van,lo gak bisa kayak gini terus,lo harus bangun van.Lho masih punya mimpi,bukan Cuma elo tapi kita.Band kita!!!!”kata bagas sembari menepuk pundaku.

Itulah kata-kata yang aku dengar dari sahabatku Bagas.Dia juga teman dekat Mira.Cukup dekat karena dari Bagaslah aku mengenalnya.Mengenal seorang gadis bernama Mira.Gadis yang amat sempurna di mataku,Mira gadis berperawakan tinggi semampai,kulitnya putih bersih,hampirt tiap pekan ia menghabiskan waktunya ke salon.Karena setiap aku datang untuk mengajaknya menghabiskan waktu berdua,di hari itu Mira selalu tidak ada di rumah.Pembantunya bilang ia sedang ke salon.Hidungnya mancung alami bukan karena suntikan silikon,matanya sipit bak bulan sabit,dan senyumnya yang manis selalu ia bagikan kepada siapa saja yang memandangnya.Rambutnya yang hitam dan panjang selalu ia biarkan tergerai,agar angin dengan leluasa memainkan rambutnya dengan lembut.Betapa beruntungnya menjuadi angin yang setiap saat menerpa wajahnya dan memainkan rambutnya dengan lembut.

Mira,aku ingin lebih dekat menatap wajahnya yang memancarkan pesona yang amat sempurna.Dan aku pun hanya bisa berdecak kagum ,bersyukur betapa indahnya ciptaan-Nya itu.Kala itu.

Mir,coba lihat langit itu indah banget ya?”kata ku sembari menatap langit yang sedang cerah ketika itu kami sedang duduk di sebuah taman yang menjadi saksi bisu saat aku dan mira mengukir untaian janji.Mira pun ikut mendongak ke atas menatap birunya langit.

Mir seandainya aku punya pensil ajaib,kamu tahu apa yang akan aku lukis di langit itu???”tanyaku sedikit bergombal-gombal ria.

Mira hanya menggelengkan kepalanya.”enggak,emang apa?”jawabnya sambil menoleh ke arahku berusaha mencari jawaban yang mungkin terselip di sela-sela rambutku.

wajah kamu!”jawabku sambil tersenyum kecil.Seketika jawabanku membuat wajahnya yang putih itu memerah.

ahhh,gombal.”Mira mencibir berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang tersirat kebahagiaan.

Kami berdua pun tertawa bersama,saat itu aku merasa menjadi laki-laki yang paling bahagia,seakan dunia berada di pangkuanku.Langit yang biru menjadi saksi saat dua insan manusia yang tengah memadu kasih dan mengikraarkan janji sehidup semati,hamparan rumput yang hijau dan luas bak sebuah permadani yang siap untuk membawa kami terbang terbuai dalam sebuah kenikmatan duniawi yang sesaat.

Aku bahagia Mir,bisa menjadi kekasihmu karena aku tahu kamu adalah perempuan yang di puja banyak lelaki dan begitu banyak lelaki yang ingin mendapatkan mu,mendapatkan cintamu.Tapi ternyata kamu malah memilihku.

* * *

Aku benar-benar ingin menangis,menumpahkan semua rasa ini,semua beban yang meronrong hatiku.Tiga tahun aku mencoba melupakan Mira.Mencari kesibukan di luar rumah atau sekedar memfokuskan diri untuk menciptakan sebuah dua buah lagu atau bahkan lebih untuk Band ku,tapi amat sulit membuang bayangan Mira dari otakku.Syaraf-syaraf otak kanan dan kiriku sepertinya telah terinfeksi oleh virus ganas brnama Mira.Virus yang meracuni setiap sel-sel darah dan menjamuri seluruh tubuh ku ini.

Kupandangi sebuah foto berbingkai biru muda.Fotoku dan Mira yang sedang duduk di sebuah cafe ketika valentine tiba.Di foto itu Mira terlihat lebih anggun dengan gaun merah muda yang ia kenakan.

Tanpa aku sadari air mataku menetes,sebagai laki-laki ini adalah tangisku yang pertama.Tangis yang terasa pilu,ku merasa sebuah belati yang tumpul menyayat-nyayat hatiku.Perih sekali.Dulu aku masih sanggup menahan sakitnya jarum yang menembus kulitku saat luka di lututku harus di jahit.Atau menahan sakit saat aku di khitan,semua rasa sakit itu mampu aku tahan tanpa meneteskan air mata sedikitpun.dan aku hanya meringis menahan sakit.

Tapi ,kali ini aku tidak bisa untuk tidak menangis.Sakit yang aku rasakan teramat dalam menenggelamkanku di jurang ketidakberdayaan.Bergegas aku mengelap air mataku dengan kedua telapak tanganku.Aku tidak mau orang tahu dengan keadaanku yang rapuh seperti saat ini.Tapi ternyata butiran kristal bening itu terus saja mengaliri pipiku,membanjiri tubuhku,seolah tak mau berhenti.”Miraaaaaaa!”pekikku sambil terisak.

Sakit,sekali?memang benar syair lagu yang dinyanyikan oleh megi.z.”lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati”,mungkin saat menciptakan lagu itu,perasaanya sama seperti yang tengah aku rasakan ,sakit karena cinta.

Siapa yang tidak sakit,siapa yang tidak hampir gila.Jika kekasih yang amat di cinta dan di kasihi,pergi begitu saja dan lebih memilih laki-laki lain pilihan ibunya.Mungkin aku masih bisa merelakan kepergiannya jika ia mati saja,tapi ini benar-benar tidak adil,aku tidak rela dan tidak ingin melihat wanita yang aku cintai dengan setulus hatiku harus bersanding dengan laki-laki lain.Memang tidak salah jika orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya apalagi laki-laki pilihan ibunya itu berkantung tebal.Sangat jauh jika di bandingkan dengan aku,yang hanya mantan pegawai koperasi yang sudah mengundurkan diri bukan karena di PHK karena ketahuan korupsi.Tapi ini memang keinginanku,yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam.Aku tidak mau bekerja dengan tekanan dan aku tidak mau membohongi diriku sendiri dan harus membohongi orang lain.Tidak aku tidak bisa,aku tidak sanggup melihat orang lain terlilit hutang dan tercekik bunga yang setiap bulannya harus mereka bayarkan dari sebuah pinjaman yang tidak seberapa.Dan dari bunga itulah aku hidup,tidak aku tidak mau.Mengotori darahku dengan lembaran-lembaran uang riba.

Finally keputusan keluar dari tempatku bekerja itu pun aku ambil,memang terasa amat berat di awal-awal keputusanku itu,apalagi dengan memperhitungkan semuanya terutama keluargaku,pasti mereka akan sangat kecewa.Tapi keputusan telah aku ambil dan aku harus yakin dengan kata hatiku sendiri.

Yang semakin membuatku terpuruk adalh saat Mira datang kepadaku mengatakan sebuah kenyataan pahit yang harus aku terima.Karena ia memilih laki-laki lain dan mengingkari janji-janji suci yang telah kami ikrarkan.Bukan karena keputusanku berhenti dari pekerjaanku.Tetapi karena dia telah berbadan dua dengan laki-laki biadab pilihan ibunya itu.

Semakin hancur dan terpuruk aku saat tahu kenyataan yang menohok ulu hatiku.

Maafin aku van?”kata Mira sambil terisak dan berlinangan air mata.Mendengar semua itu wajahku pias,bak di sambar petir di siang bolong,lidahku terasa amat kaku,kakiku ngilu dan pandanganku seketika berubah menjadi gelap.

Aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri,mengiyakan betapa bodohnya aku,yang tidak mampu menjaga kamu Mira.Aku masih diam membisu,mematung dengan beribu sesal yang berputar-putar di atas kepalaku.Sementara Mira tengah asyik bermandikan air matanya sendiri.Dalam diam dan gamangnya hatiku,aku mencoba mengumpulkan sisa-sisa reruntuhan kekuatanku yang luluh lantah berserakan bak di hantam badai dan tsunami.

aku pulang dulu Mir,kamu jaga diri.Satu yang harus kamu tahu cintaku tidak akan pernah berubah kepadamu.”kata ku sambil berlalu meninggalkan Mira tanpa melihat wajahnya lagi,karena akan terasa sakit lagi jika aku melihat wajahnya.Samar-samar aku masih mendengar suara Mira yang serak karena tengisnya,memanggil-manggil ku.

Tapi aku tidak menghiraukannya lagi,kubawa kakiku yang terasa berat melangkah meniti jalanan yang di penuhi kerikil-kerikil kekecewaan.Dalam hatiku bertekad aku harus melupakannmu Mira,yahh...harus!!!

* * *

Tapi sepertinya kata-kata itu hanya bisa jadi isapan jempol belaka,buktinya sudah tiga tahun aku belum juga bisa membuang ingatan ku terhadapmu M ira.Aku masih ingat saat pesta pernikahan Mira.Aku datang,bukan karena mau mengucapkan selamat.Tetapi aku datang karena satu tujuan yaitu ingin memberi sebuah hadiah kepada laki-laki yang telah merebut Mira dariku dengan cara yang hina dan pengecut.Dengan langkah tegap dan emosi yang sudah ada di ubun-ubun aku menghampiri mereka di pelaminan yang di penuhi bunga dan hiasan serba mewah dan mahal.Ketika aku tepat di hadapan laki-laki itu,tangan kananku mengepal dan...

Buuuuuggghhh,bugghh!”dua buah bogem mentah mendarat dengan mulus dan keras di wajah laki-laki itu.Ia pun tersungkur,darah segar keluar dari lubang hidungnya,para undangan yang menyaksikan kejadian itu pun histeris,panik,dan kaget.Mata mereka tertuju ke pelaminan tempat aku melakukan eksekusi yang sudah sewajarnya aku lakukan.Sementara Mira,ku lihat ia syok.Ia pun terkulai lemas dipelaminannya,”Maafin aku Mir,”ucapku dalam hati.

Laki-laki itu hanya bisa menatapku marah,wajahnya memerah sepasang alisnya yang tebal menyatu,keningnya pun berkerut.Aku menunggu ia membalas pukulanku,tapi tidak.Ia hanya berteriak sambil menatapku dengan marah,suaranya pun terdengar parau...

pergiiiiii...”dan beberapa orang laki-laki pun berdatangan menuju pelaminan dan memegangi tubuhku yang kaku.Aku pun di bawa keluar menjauh dari keramain dengan diseret dan dilempar kejalan seperti seonggok sampah.Aku masih diam tak bersuara sedikitpun,dan orang-orang yang membawaku tadi berlalu sambil mengumpatku dengan sumpah serapah yang keluar dari mulut mereka.

* * *


Suara ayam jantan berkokok,saling bersahutan.Adzan subuh pun mulai terdengar ramai di seluruh pelosok negeri.Membangunkan setiap mata yang masih betah terbuai oleh indahnya mimpi.Tapi tidak bagiku,sudah beberapa malam ini tidak ku jumpai mimpi-mimpi indah itu dalam tidurku.Dengan lemas aku beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi.Perlahan aku membasuh wajahku dengan air wudhu.Sambil membaca niat wudhu satu persatu aku pun membasuh anggota tubuhku yang lain.Setelah selesai aku merasa ada yang lain di hatiku,rasanya tidak seberat kemarin.

Aku pun segera mengambil sebuah sajadah yang tergantung di balik pintu,yang sudah lama tak ku sentuh akhir-akhir ini.Oh...betapa rindunya aku padamu ya Robb,,batin ku.

Dan aku pun segera menghadap sang pemilik alam raya.Allah azawajala,,,dalam sujudku aku menitikan air mata,memohon ampunan sebesar-besarnya.Pada sujud terakhir air mataku masih saja mengalir,membanjiri sajadahku.Setelah salam,kutadahkan kedua telapak tanganku,dalam doa aku memohon agar selalu di beri ketabahan dan keteguhan hati dalam menghadapi setiap cobaan yang DIA berikan,pada bait terakhir doaku aku pun mendoakan untuk kebahagiaan Mira.Aku sadar mungkin Mira memang bukan yang terbaik untukku,aku akan mencoba untuk melupakannya dan membuka hidupku yang baru tanpa bayangan Mira lagi.

Aku memang seorang laki-laki,pantang bagi seorang laki-laki menangis,apalagi menangisi hal-hal yang hanya bersifat duniawi.Tangisku semalam adalah tangis yang pertama dan terakhir untuk menangisi sebuah fatamorgana yaitu cinta...

Ya..pagi ini aku tersadar bahwa cinta tidaklah abadi,karena sejatinya cinta itu hanya milik sang Illahi robbi..aku sadar aku memang amat mencintai Mira tapi aku juga ingat sebuah ungkapan bahwa cinta tak harus memiliki.Aku menghela nafas panjang,memenuhi dadaku dengan udara subuh yang masih segar,mengusir perasaanku yang kacau bertahun-tahun lamanya.Aku tengah berfikir dan bertekad aku harus bangkit dari sebuah keterpurukan yang sekian lama membelenggu jiwaku,merantai ku dengan rantai-rantai kesedihan. Membuai aku dalam ketidakberdayaan karena cinta.

Ya Allah bantu aku,tuntunlah hamba-Mu ini dalam melangkah dan berilah cahaya terang bagi jalan ku untuk menggapai cinta dan bahagia-Mu yang hakiki.amien ya robal alamin...



Akhir maret 2010

Epw


Tidak ada komentar:

Posting Komentar