Jumat, 04 Juni 2010

Cerpen 02 "Penyesalan" By:Eren

Sesal




Malam begitu sunyi,semilir angin malam yang dingin terasa menusuk tulang.

Di sebuah pelataran masjid,seorang pemuda sedang duduk bersila.Matanya menatap hamparan langit yang dipenuhi titik-titik kecil,yang di sebut bintang.Bulan pun menyembul dari balik awan,seolah ia ingin memamerkan keindahannya di waktu malam.

Pemuda itu menatap langit dengan nanar,dalam suasana hening tanpa suara.Pikirannya berkelana menyusuri dinginnya malam.

Bodohhhh!”terdengar suara pemuda itu bergema memecah sunyinya malam.Tak lama kemudian terdengar tangisan pilu.Ya…laki-laki itu ia menangis.

aku bodoh,”ucap Danu tertunduk lemas,wajahnya basah oleh air mata.

Tiba-tiba sesosok bayangan muncul mendekati Danu,tangannya menepuk pundak Danu dengan hangat,Danu pun menoleh.

kok diluar nak,masuk saja ke dalam kita tahajud dulu sama-sama.”suara seorang pria tua terdengar dari mulutnya yang dihiasi kumis yang telah memutih seperti rambutnya,sebuah peci cokelat menutupi sebagian rambutnya yang mulai memutih.

oh,,,maaf pak,sa..saya,”danu gugup bercampur dengan rasa tidak enak karena berteriak-teriak di pelataran sebuah masjid.

kamu kenapa nak,?tanya bapak itu dengan wajahnya yang bercahaya memancarkan kesejukan.

saya sedang kalut pak,saya ini laki-laki bodoh,”

tidak ada manusia yang sempurna anak muda,kita manusia adalah tempatnya khilaf dan dosa.Segeralah mohon ampun pada-Nya.”ucap bapak dengan suara yang lembut tapi pasti.

Mendengar apa yang dikatakan bapak itu,danu seperti mendapat setetes embun yang menyejukkan hatinya yang sedang gersang.Ia pun segera bangkit dari duduknya dan mengajak bapak tadi untuk shalat berjamaah.Setelah mengambil wudhu,danu berdiri menghadap kiblat mulutnya mengucap takbir sambil mengangkat kedua tangannya.Danu nampak khusuk sekali,sesekali butiran kristal bening jatuh dari ke dua sudut matanya.

Setelah salam Danu masih melakukan ritual yang lain yaitu berdoa.Dalam doanya ia memohon ampun,dan tidak lupa mendoakan shinta agar ia tenang di alamnya.

Danu terdiam untuk waktu yang lama,pikirannya melayang lagi dalam diam ia tengah memutar sebuah film dokumenter dari memory otaknya.

* * *


Malam itu Danu dan beberapa teman-teman Bandnya baru saja selesai manggung,mengisi sebuah acara pesta ulang tahun seorang gadis bernama shinta.Ketika sedang istirahat,seorang gadis berparas cantik dengan gaun biru laut berjalan kearah Danu.

kamu…danu kan?”tanya gadis itu ketika telah sampai di hadapan danu.

oh,,iya aku danu.”jawab danu dengan kikuk dan sedikit salah tingkah karena tak menyangka gadis cantik itu mengenalnya.

tadi,lagu ciptaan kamu semua ya,jujur aku suka banget gak sia-sia aku undang kalian,thanks banget yah?”ucap gadis cantik itu sembari mengerlingkan matanya.

iya,,,syukur deh kalau kamu suka.kenalin ini teman-teman aku,”danu memperkenalkan teman-teman bandnya,setelah berjabat tangan dan berbasa-basi ria gadis itu pun mengajak danu keluar dari ruangan,mencoba menghindar dari hingar-bingar pesta dengan house music yang memekakkan telinga.

udah berapa lama ngeband Dan?”tanya gadis cantik bernama shinta itu.

hampir empat tahun,”jawab danu singkat

Keduanya pun terlihat sangat akrab seperti sudah berteman lama,karena ternyata mereka berdua memiliki banyak kesamaan,diantaranya memiliki hoby yang sama.Mereka berdua pun terlibat dalam obrolan-obrolan ringan dan sesekali terdengar tawa keduanya pecah.

Sejak saat itu,pertemanan berlanjut.Karena memiliki hobi yang sama mereka berdua sering menghabiskan waktu libur mereka di bioskop,atau memburu film-film yang sudah jarang sekali di temukan.

Shinta pun tidak sungkan hampir tiap hari ia berkunjung ke rumah Danu,sekedar menonton film bersama ataupun menemani Danu dan teman-temannya latihan bandnya latihan.Seperti siang itu,shinta gadis berparas cantik itu datang lagi,dengan membawa film-film terbaru yang baru saja ia beli tadi.Ia sengaja membelinya untuk danu.

hai,,,Dan ini aku beliin film-film terbaru yang kamu bilang kemarin.Dari horor,action,sampai komedi ada semua.kita nonton bareng ya?”ucap shinta tanpa ragu ia langsung masuk ke rumah danu dan langsung menuju ruang tengah.Ruangan yang biasa di pakai untuk menonton film,ruangan itu telah di sulap sedemikian rupa menyerupai sebuah bioskop mini.

Shin,tapi aku mau keluar sama temen-temen aku,kamu nonton sendiri aja ya?”

ahh,,danu kamu kok gitu she.aku kan udah bela-belain dateng buat nonton bareng sama kamu.pokoknya gak boleh,rengek shinta dengan manja.”

Danu pun tak kuasa menolak,akhirnya danu membatalkan acaranya bersama teman-teman bandnya dan memilih menemani shinta menonton.

Dan besok gantian kamu ke rumah aku dong,kata shinta sembari mematikan tombol power dvd di hadapannya dan merapikan kaset-kaset yang berserakan.

gak tau shin,liat besok aja soalnya alex bilang besok anak-anak harus kumpul di studio.

oh…ya udah besok aku ikut yah,pliss?abis latihan kita ke rumah aku,gimana??”

iya deh..?”

asyik besok aku jemput?”

* * *

Besoknya shinta benar-benar datang untuk menjemput danu.

udah siap say?”kata shinta ketika tiba di bibir pagar rumah danu.

ok…let’s go???”

Mobil toyota Rush silver itu pun melaju membelah jalanan.Di dalam mobil,keduanya saling berbagi cerita,canda serta tawa.Dan bukan hal yang sulit untuk menerjemahkan binar bahagia di mata shinta,setiap kali ia selalu berada di dekat danu,laki-laki hitam manis yang berada disampingnya itu.

Setelah sampai keduanya langsung memasuki studio yang biasa danu dan teman-temannya pakai untuk latihan.Shinta buru-buru turun dari mobilnya,ia langsung berlari menghambur ke arah danu dan langsung menggandeng lengan danu dengan mesra.Danu yang diperlakukan seperti itu merasa kikuk.Ia gugup tapi tak kuasa menolak karena tangan shinta telah sangat erat melekat di lengannya.

Sorenya mereka baru selesai latihan,setelah keluar dari studio danu dan shinta segera tancap gas menuju rumah shinta.

Ketika tiba disebuah rumah yang cukup besar,shinta mematikan mesin mobilnya dan mereka berdua pun turun dari mobil.

masuk Dan, anggap aja rumah sendiri,”kata shinta

kok sepi shin,bonyok kemana?”tanya danu heran sembari memandangi seisi rumah yang besar itu,di rumah yang bisa di bilang besar itu ia tak menemukan adanya kehidupan.Rumah itu memang besar dan mewah di halaman belakang terdapat kolam renang yang cukup besar.Dan pasti pemiliknya adalah seorang pengusaha sukses atau pejabat teras yang sedang keluar kota untuk urusan bisnis.Dan benar saja tebakan danu di rumah itu hanya ada shinta dan seorang pembantu yang biasa dipanggil “bik inah”

bokap sibuk Dan,keluar kota biasa lah?”

oh,,terus saudara kamu yang laen kemana,?”

gak punya aku anak tunggal.”terang shinta.

Tak lama datanglah bik inah membawa dua gelas es jeruk lengkap dengan cemilannya.tidak butuh waktu lama danu segera menyeruput es jeruk di hadapannya.

Danu,sini deh aku mau nunjukin sesuatu sama kamu.”ajak shinta

apa?”danu bingung

ikut aja deh,”shinta menarik tangan danu membawanya kesebuah ruangan yang lebih besar.

Di ruangan itu banyak sekali terdapat koleksi guci-guci mahal dan ternama semua guci itu tersusun rapi di sebuah rak dari kayu jati.Shinta pun menuju kearah jendela samping rak tersebut,ia menghampiri sebuah akuarium yang juga berukuran besar,di dalamnya seekor ikan jenis louhan berwarna merah sedang asyik berenang di dasar kolam,matanya yang bulat memandangi danu dan shinta.

namanya lilo,ini ikan ajaib,ikan pembawa keberuntungan buat aku dan keluarga aku.

hah!”danu kaget matanya ikut membulat

tapi,shin itu namanya musyrik dan percaya kayak gitu hukumnya haram,”

ihh kayak ustadz aja sih,terserah deh,tapi aku tetap percaya sama lilo,”

Danu semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran shinta,hatinya semakin penuh tanya,sebuah tanya yang membuatnya bergidik merinding.Shinta wajahnya canik,terlahir dari keluarga yang di bilang berkecukupan,dia juga pintar.Tapi hari ini danu menemukan sebuah kejanggalan pada diri shinta,ia seorang muslim ia juga sering mengingatkan danu ketika tiba waktu shalat,dan tidak jarang danu melihat shinta shalat di rumahnya,tapi di sisi lain ternyata shinta musyrik.

Dalam hati Danu,ia ingin sekali menyadarkan shinta yang mungkin sedang khilaf kala itu tapi,tidak bisa karena setiap Danu akan membahas masalah itu shinta selalu terkesan cuek dan acuh.

* * *

Shinta datang dan datang lagi,kali ini ia datang dengan perasaan gelisah,setelah sampai di rumah danu ia duduk di teras tak langsung masuk,seperti yang sering ia lakukan saat tiba di rumah danu.

lho shin,kok gak masuk?”tanya danu heran dengan perubahan sikap shinta kala itu,wajah cantiknya kusut,senyumnya tak kelihatan bisa di tebak ia sedang ada masalah.Danu pun kembali masuk ke dalam rumahnya mengambil sebuah gitar dari dalam kamarnya.Kemudian danu duduk di samping shinta,dan memetik senar gitarnya sehingga membentuk sebuah melodi yang terasa menyejukkan telinga.

Suara danu pun terasa segar menyanyikan lagu yang ia ciptakan sendiri,shinta memejamkan matanya menikmati setiap syair lagu yang danu nyanyikan untuknya.Setelah menyanyikan bait terakhir danu meletakkan gitarnya.

shin,kayaknya lagi sedih banget mikirin apa sih?”

lagi mikirin perasaan aku Dan,”

oww,,lagi jatuh cinta ya?”

kok tau,sih?

ohh…jadi sahabat aku ini lagi jatuh cinta?”

apa Dan,sahabat?”mata shinta membulat

lho,iya kamu kan temen baik aku?”

enggak,aku gak mau cuman jadi temen kamu Danu.”bentak shinta,dan membuat danu terkejut.

tapi kenapa shin?”

pakek tanya lagi kenapa,kamu tahu kalau aku lagi jatuh cinta,tapi kamu pernah mikir gak aku jatuh cinta sama siapa?”ucap shinta dengan nada marah.

Danu menggeleng tak mengerti,

sama kamu dan…”

Deg!danu membeku,lidahnya kelu ia tak tahu harus berkata apa.Tubuhnya lemas,semilir angin terasa bagai badai yang siap menerbangkannya dengan keterkejutan yang amat luar biasa.Ternyata shinta mencintai danu,cinta yang membuat jurang pembatas antara danu dan shinta.

Tidak bukan ini cinta yang aku mau darimu shinta,”

tapi aku mencintaimu danu,apa kamu gak pernah ngerasain perasaan itu?”gadis berambut panjang itu berusaha meyakinkan Danu.

maaf shin,aku gak bisa.selama ini aku hanya menganggap kamu adalah teman baikku,aku tidak bisa shin,maaf.”ucap danu lirih

ok…kamu akan nyesel karena udah nolak cinta aku,kamu tahu apa yang akan aku lakukan.”shinta mengancam,kemudian ia pergi dari hadapan danudengan marah dan berapi-api.

Setelah percakapan sore itu,danu dan shinta seperti di telan bumi.Keduanya tak pernah terlihat jalan bersama lagi.Danu, sepertinya ia menghindari shinta.Menghindari gadis cantik itu,Danu memang tak bisa membohongi hati kecilnya,shinta memang cantik dia gadis yang baik,semula danu memang merasa ia menyukai shinta,berada di dekatnya dan menghabiskan waktu libur bersama memang amat menyenangkan apalagi danu dan shinta memiliki kesamaan hobi.Tapi semenjak Danu tahu shinta memiliki kebiasaan aneh,dan sering melakukan hal-hal yang tidak wajar apabila kemauannya tidak terpenuhi,danu memilih menjauh.Sebenarnya ia juga diam-diam menyimpan hati kepada shinta,tapi ia memilih mengubur perasaannya itu dalam-dalam,shinta memang gadis yang menyenangkan tapi tidak sebagai kekasih.Tidak begitu bagi shinta,ia tak tinggal diam,ia terus berusaha mencari danu,di rumahnya,di studio,di tempat tongkrongan mereka tapi semuanya nihil.Ia tak menemukan sosok Danu.Tidak berhenti di situ saja,shinta juga berusaha menghubungi danu lewat handphonenya,tapi tetap tak ada jawaban.Shinta juga mengirim beberapa pesan singkat ke nomor danu,tapi lagi-lagi tak ada balasan.

Kali ini ia menghbungi Danu dengan nomor berbeda,ternyata ada jawaban di seberang sana.

halo!”

Danu,kamu jahat!kenapa semua SMS dan telepon aku gak kamu perduliin,kalau kamu gak suka aku cinta sama kamu,bukan gini caranya.Danu,kamu pengecut!”suara shinta terdengar parau,ada perasaan bersalah menari-nari di atas kepala danu.

Maaf shin,aku bukan...”

cukup!!!”shinta memotong

kalau kamu masih mau liat aku hidup,sekarang juga temuin aku di tempat biasa jam 10.00!”shinta mengancam,tak memberi kesempatan Danu membuka mulutnya.

ok,,,kalau kamu gak bisa,besok kamu akan liat berita kematianku di tv!”

Tuutt…tuuut..tuutt,bunyi telepon ditutup dan sudah pasti shinta yang mengakhiri telepon itu.Setelah menutup teleponnya,shinta membanting dengan keras benda yang ia pegang itu,hatinya berkecamuk ia tak bisa menguasai emosinya lagi.Mulutnya berteriak-teriak di sebuah kamar yang terkunci dari dalam,ia terduduk di pinggir tempat tidurnya yang empuk.Sementara di tempat berbeda,danu masih diam dengan perasaan yang campur aduk.Ia merasa besalah tak pernah membalas pesan ataupun menerima panggilan dari shinta.Bukan karena tak mau,tapi danu memang sengaja tak melakukannya.Ia ingin agar shinta menyadari bahwa Danu tak mencintainya.Tapi kali ini sepertinya ia menyesal dengan cara yang telah ia pilih untuk menjauhi shinta.

siaallll?”pekik Danu,tanpa pikir panjang lagi ia segera tancap gas,untuk menemui shinta.Dalam hatinya ia berharap semoga tidak terlambat.Danu pun memacu kendaraannya dengan kecepatan full,hari itu jalanan sangat ramai dan di padati kendaraan-kendaraan yang lalu lalang,terdengar bunyi klakson yang saling bersahutan.Danu tak sabar pikirannya benar-benar kacau,di dalam benaknya ia terus memikirkan shinta,gadis itu.Ia sangat nekat,kemauannya tidak bisa di halang-halangi oleh apapun juga,karena shinta terbiasa mendapatkan sesuatu yang ia inginkan dengan segera.

Danu teringat akan kata-kata bik inah,yang semakin membuat kacau hatinya saat itu.

Mas,non shinta itu orangnya nekat.Apa yang dia mau harus di turutin kalau enggak,bik inah terdiam kepalanya celingukan.

kalau enggak kenapa bik,”tanya danu penasaran matanya mengikuti gerakan kepala bik inah yang sedang celingukan.

ya…nanti mas danu tahu sendiri lah.”ucap bik inah setengah berbisik.

Pikiran-pikiran buruk terus saja berputar-putar di atas kepala Danu,hatinya semakin bergejolak,tidak tenang.Nafasnya memburu,ia sedang mencoba berpacu dengan waktu,berharap ia tak terlambat.Danu terus saja membawa motornya membelah jalanan dengan kecepatan full.Tiba-tiba dari arah depan sebuah truk sedang memutar, berbalik arah,terlihat dari kejauhan nampak seseorang tengah melembai-lambaikan tangannya mencoba memberi isyarat agar kendaraan lain mengurangi kecepatannya.Tapi Danu terus saja melaju,ia tidak melihat lambaian tangan orang itu dan…

Braaaaggggghhhhh,”tabrakan pun tak dapat dihindari Danu terpental ke sisi jalan,pelipisnya berdarah,motornya remuk dan terseret jauh beberapa meter.Danu lunglai,pandangannya gelap ia masih sempat melihat orang-orang datang mengerumuninya,sayup-sayup telinganya masih dapat menangkap suara-suara orang-orang itu,tapi setelah itu kosong…

* * *


Danu di bawa ke Rumah Sakit dengan keadaan kritis,banyak darah keluar dari pelipisnya.

Seminggu kemudian,Danu baru siuman matanya sedikit demi sedikit terbuka.Ketika ia bisa membuka matanya yang ia lihat hanya putih,terlihat pula Ibu dan teman-teman Bandnya berada di dekatnya.

aku dimana?”danu membuka mulutnya,bibirnya terasa kering.

di rumah sakit,”jawab ibu danu sambil mengelus kepala anaknya itu dengan lembut.Sepintas mata Danu menangkap sesosok bayangan yang ia kenal,Shinta.

Tapi kemudian bayangan itu hilang.

* * *

Setelah keadaannya betul-betul pulih Danu di bolehkan pulang oleh dokter.Sore nya Danu bersiap pulang,ia hanya ditemani Alex,sahabatnya.

Lex,lo denger kabar shinta gak?”tanya Danu kepada sahabatnya itu.Alex pun menoleh,kearah Danu.Setelah di rasa ini adalah waktu yang tepat,Alex pun menyodorkan selembar kertas putih.

Ini..ada titipan dari shinta,gw harap lo kuat Dan,?”kata alex tertunduk lesu.Dengan segera Danu membaca tulisan yang tertera di kertas itu.

Danu… Maafin aku,aku terlalu memaksakan keinginanku padamu

Aku hanya ingin mengakhiri semua ini dengan cara ku sendiri,

Aku lelah Danu,selalu di hantui ambisiku sendiri.

Danu ini bukan salahmu,walau aku tahu caramu terlalu naif dan

Pengacut tapi itu tak bisa merubah persaanku padamu.

Aku akan selalu mencintaimu Danu,selalu…

I LOVE U Danu,,,kan ku bawa cinta yang gila ini terkubur

Bersama jasadku.Saat kamu baca surat ini,mungkin aku sudah

Menjadi mayat.Maaf Danu..


Shinta

Terbata Danu membaca isi surat itu,tak terasa butiran-bituran bening menetesi kertas putih yang ia pegang.Isak tangisnya terasa pilu,dalam hatinya ia mengutuk dirinya sendiri.Alex pun berusaha menenangkan Danu.

Shintaaaaaaaa…”pekik Danu dengan air mata yang semakin deras menghujaninya,dan tentunya dengan beribu bait sesal yang akan terus menari-nari di pikirannya entah sampai kapan.

* * *

Danu tersadar dari lamunan panjang,keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya.Di dalam hati ia memang memendam sesal yang amat dalam atas kepergian shinta.Tapi terlalu lama terlarut-larut dalam penyesalan tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula.Danu pun sadar semua telah digariskan oleh-Nya.Saat ini Danu hanya bisa mendoakan shinta,agar ia tenang di sana.”Ya semoga,”batin Danu.




Epw,,10






Tidak ada komentar:

Posting Komentar